Minggu, 24 Juni 2012
MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
''sebuah perenungan'' Buat para suami baca ya … istri & calon istri juga
boleh. Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda
lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun
kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah
tua.. mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak
disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2
kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak
tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang
lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi. Setiap hari Pak Suyatno
memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas
tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya
istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia
selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha Pak Suyatno tidak
begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi
istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian
dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambilmenceritakanapa2
saja yg dia alami seharian.. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak
bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda
istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang
25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat
buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih
kuliah. Pada suatu hari ke empat anak Suyatno berkumpul dirumah orang tua
mereka sambil menjenguk Ibunya.. Karena setelah anak mereka menikah sudah
tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan Ibu mereka dia yg
merawat, yang dia inginkan hanya satu … semua anaknya berhasil. Dengan kalimat
yg cukup hati2 anak yg sulung berkata “Pak kami ingin sekali merawat Ibu
semenjak kami kecil melihat Bapak merawat Ibu tidak ada sedikitpun keluhan
keluar dari bibir Bapak. … bahkan Bapak tidak ijinkan kami menjaga Ibu”. dengan
air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya “sudah yg keempat kalinya kami
mengijinkan Bapak menikah lagi, kami rasa Ibupun akan mengijinkannya, kapan
Bapak menikmati masa tua Bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak
tega melihat Bapak, kami janji kami akan merawat Ibu sebaik-baik secara
bergantian …” Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2
mereka.”Anak2ku … Jikalau perkimpoian & hidup didunia ini hanya untuk
nafsu, mungkin Bapak akan menikah … tapi ketahuilah dengan adanya Ibu kalian
disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian … sejenak
kerongkongannya tersekat … kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan
penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. Coba kalian tanya
Ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini? Kalian menginginkan Bapak
bahagia, apakah batin Bapak bisa bahagia meninggalkan Ibumu dengan keadaanya
sekarang, kalian menginginkan Bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat
oleh orang lain, bagaimana dengan Ibumu yg masih sakit.” Sejenak meledaklah
tangis anak2 Pak Suyatno merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata
Ibu Suyatno … dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu..
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk
menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno kenapa
mampu bertahan selama 25 tahun merawat sendiri Istrinya yg sudah tidak bisa
apa2.. disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio
kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah Pak Suyatno
bercerita. “Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam
perkimpoiannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran,
perhatian) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup
saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya
dengan hati dan batinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak
yg lucu2 … Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama … dan
itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk
mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi
dia sakit,,,” *written by masedys*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar